Banyak masyarakat
Indonesia yang salah mengartikan Kecerdasan Spiritual. Menurut mereka
kecerdasan spiritual itu selalu berhubungan dengan agama seperti yang telah
saya tulis dalam artikel sebelumnya. Tapi hal tersebut keliru. Perlu ditekankan
pada masyarakat Indonesia bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan spiritual
adalah kemampuan seseorang mengambil makna dalam kehidupannya. Bukan hanya
sekedar melakukan ibadah keagamaan.
Misalnya, dengan membantu
orang lain atau melakukan perbuatan baik lainnya dapat membuat seseorang
menemukan makna hidupnya. Sehingga jiwanya
menjadi tenang, karena ia telah menemukan tujuan hidupnya. Tidak lagi
uring-uringan dan kebingungan menjawab pertanyaan yang sama yaitu ‘untuk apa saya hidup di dunia ini?’
Pada tahun 1977, seorang ahli
syaraf, V.S. Ramachandran bersama dengan timnya dari California University,
menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat
spiritual (spiritual center) yang terletak di antara jaringan syaraf dan otak.
Kemudian dari spiritual
center ini akan menghasilkan suara hati yang memiliki kemampuan lebih dalam
menilai suatu kebenaran bila dibandingkan dengan pancaindra. Begitu hebatnya
kekuatan dari suara hati yang berada di dalam God Spot ini, sampai membuat
seseorang tidak bisa melawan suara hatinya. Jika suara hatinya berkata tidak,
maka orang tersebut tidak akan melakukannya. Kalaupun seseorang melawan suara
hatinya, pasti ia memiliki rasa penyesalan yang mendalam seumur hidupnya.
Begitu pentingnya kecerdasan
spiritual dan suara hati, maka mulai dari sekarang kita upayakan untuk cerdas
secara spiritual, bukan hanya cerdas secara inteligence dan emosi. Beberapa cara
yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kecerdasan spiriual adalah:
-
Seringlah melakukan perenungan (kontemplasi) mengenai diri sendiri, kaitan
hubungan dengan orang lain, serta peristiwa yang dihadapi. Hal ini untuk
memahami makna atau nilai dari setiap kejadian dalam kehidupan.
-
Kenali tujuan hidup, tanggung jawab, dan kewajiban dalam hidup kita. Jika
segalanya mudah,lancar dan membahagiakan, berarti destiny (tujuan hidup) cocok.
Sebaliknya, bila banyak rintangan dan kegagalan, berarti tidak cocok.
-
Tumbuhkan kepedulian, kasih sayang, dan kedamaian.
-
Pekakan diri terhadap bisikan, inspirasi, dan intuisi. Inilah proses
channelling dengan Tuhan. Datangnya sering simbolik, terkadang tidak linear.
-
Ambil hikmah dari segala perubahan di dalam kehidupan (termasuk penderitaan)
sebagai jalan untuk peningkatan mutu kehidupan kita.
- Belajar melayani dan
rendah hati.